Bukittinggi - Ketua Perkumpulan Pengacara dan Konsultan Hukum Indonesia (PPKHI) Kota Bukittinggi yang juga merupakan Ketua Advokasi Forum Pers Independen Indonesia (FPII) Korwil Bukittinggi - Agam, Riyan Permana Putra, S.H., M.H., menyatakan kami berharap tidak ada lagi diskriminasi terhadap wartawan yang wilayah peliputannya di Bukittinggi - Agam. Kita sangat mengecam tindakan kekerasan dan intimidasi terhadap wartawan yang meliput.
"Terkait hal tersebut di atas, kami mengingatkan bahwa Kerja Jurnalistik dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik, " ujarnya di Bukittinggi pada Kamis, (8/7/2021).
Menyikapi adanya kabar dugaan intimidasi terhadap wartawan yang meliput aksi demo pedagang Pasar Banto di Gedung DPRD Bukittinggi baru-baru ini, Ketua Advokasi Forum Pers Independen Indonesia (FPII) Korwil Bukittinggi - Agam ini menyatakan prihatin dan mengecam serta mengutuk semua tindakan penghalangan, kekerasan, intimidasi dan penganiayaan yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap wartawan yang sedang melakukan kegiatan jurnalistik.
Riyan mengungkapkan bahwa, "Pekerjaan jurnalis adalah bekerja mencari kebenaran dan pemerintah harus memberikan perlindungan, jurnalis bukan musuh. Akan tetapi, menjadi teman untuk mempercepat pengungkapan kasus. Oleh sebab itu, kita berharap pekerjaan jurnalis jangan diganggu, ” tuturnya.
Baca juga:
Pria Paruh Baya diTemukan Tewas Gantung Diri
|
"Siapa yang menganggu jurnalis berarti memiliki kesalahan yang ingin ditutupi atau ingin menutupi kesalahan orang lain. Dengan demikian, pihaknya berharap membiarkan jurnalis bekerja apabila ingin mencari kebenaran, " tutup alumni Universitas Indonesia ini.(*)